Beranda | Artikel
Al-Mutadhid Billah
Jumat, 28 Agustus 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Al-Mu’tadhid Billah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Faidah-Faidah Sejarah Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 2 Muharram 1442 H / 21 Agustus 2020 M.

Download juga kajian sebelumnya: Biografi Imam Ibnu Majah

Mukaddimah Kajian Tentang Al-Mu’tadhid Billah

Pembahasan kita pada kesempatan ini akan melanjutkan kekuasaan Bani Abbasiyah dimasa pemerintahan Al-Mu’tadhid Billah. Al-Mu’tamid Alallah, khalifah sebelumnya mengangkat saudaranya, yaitu Al-Muwaffaq sebagai Waliyyul ‘Ahad (Putra Mahkota). Namun sebelum berpindah kekuasaan kepada Al-Muwaffaq, Al-Muwaffaq telah wafat terlebih dahulu dan terkenal dengan Putra Mahkota yang memiliki kebijakan dalam pemerintahan dan terkenal dengan keberanian dan seterusnya.

Dimasa Al-Mu’tamid Alallah, dia mengangkat saudaranya dan kemudian anaknya. Ketika saudara meninggal, akhirnya diangkat oleh dia anak dari kakaknya tersebut sebagai Putra Mahkota. Namun sebelum wafat, dia memecat anaknya sebagai bagian dan Putra Mahkota sehingga yang tersisa sebagai Putra Mahkota satu-satunya adalah anak dari Al-Muwaffaq.

Al-Mu’tadhid Billah (المعتضد بالله)

Namanya Ahmad Abul Abbas bin Waliyyul ‘Ahad Al-Muwaffaq Thalhah bin Al-Mutawakkil bin Mu’tashim bin Harun Ar-Rasyid. Keturunan dari silsilah khalifah-khalifah sebelumnya. Dia dilahirkan pada bulan Dzulqa’dah tahun 242 Hijriyah.

Setelah Al-Mu’tamid Alallah wafat, maka kekuasaan berpindah kepada beliau, Al-Mu’tadhid Billah yang telah diangkat sebagai Putra Mahkota. Adapun anak Al-Mu’tamid Alallah telah dipecat sebelum dia wafat. Maka pada tahun 279 Hijriah beliau diangkat menjadi khalifah dan kemudian berkuasa sekitar 10 tahun.

Jadi kalau kita lihat umurnya, beliau lahir 242 Hijriyah, sekitar umur 35 atau 36 tahun sudah menjadi khalifah. Dan ini sudah sering kita jelaskan bahwa banyak usia-usia muda menjadi khalifah di masa Abbasiyah ini. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda-pemuda Islam adalah pemuda-pemuda yang siap bertanggungjawab dengan kelanjutan dari perjuangan Islam dari kedudukan politik. Mestinya pemuda-pemuda hari ini tidak membuang-buang waktunya untuk hura-hura dan kegiatan yang tidak berfaidah. Mestinya mereka menyadari bahwa mereka yang akan melanjutkan perjuangan dalam pembangunan bangsa serta membela agama. Maka hendaknya masing-masing pemuda merasa tanggung jawab itu pada diri mereka. Seharusnya hari ini mereka menambah pengalaman dan kemampuan mereka yang pada saatnya mereka akan memikul tanggung jawab tersebut. Karena mau tidak mau orang-orang hari ini akan meninggalkan kekuasaan mereka dan akan berpindah kepada mereka.

Maka kita lihat banyak sekali generasi muda Islam yang masih muda-muda menguasai wilayah yang sangat luas. Pada hari ini kekuasaannya mungkin terdiri dari 20 negara kalau dilihat dari luas kekuasaannya pada saat itu.

Jadi beliau ini keturunan dari Harus Ar-Rasyid, terkenal juga kebaikannya untuk Islam. Beliau dibaiat dibulan Rajab pada tahun itu 279 Hijriyah. Bapaknya adalah saudara dari khalifah sebelumnya, yaitu namanya Al-Muwaffaq Billah.

Orang tuanya sudah ditunjuk oleh saudaranya untuk menjadi Waliyyul Ahad (Putra Mahkota). Namun karena orang tuanya wafat sebelum menjadi khalifah, maka pamannya sendiri mengangkat anak saudaranya untuk menjadi pengganti dari ayahnya untuk menjadi Putra Mahkota. Setelah wafatnya Al-Muwaffaq ini, semua para tokoh-tokoh terkemuka atau para pejabat pada waktu itu mengangkat anaknya sebagai Putra Mahkota.

Bagaimana kedudukan Sunan beliau diantara Kutubus Sittah (kitab-kitab hadits yang enam)? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian  yang lain silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48939-al-mutadhid-billah/